Study tour alias outing class biasanya dilaksanakan oleh pihak sekolah, mulai dari SD hingga SMA dengan tujuan melakukan pembelajaran sekaligus rekreasi di waktu nan sama. Perbedaan kedua aktivitas tersebut terletak pada durasi, konsep, dan tempat nan dipilih.
Study tour adalah aktivitas nan dilakukan oleh siswa dan pembimbing dengan tujuan mendapatkan pengalaman edukatif sekaligus rekreasi. Biasanya study tour dilakukan lebih dari satu hari alias menginap. Misalnya study tour ke Bali dengan tujuan Tanah Lot, Sangeh, dan sebagainya.
Sementara outing class merupakan aktivitas singkat nan dilakukan oleh siswa dengan pendampingan pembimbing nan bermaksud untuk memberikan pembelajaran nan lebih menyenangkan, komunikatif, serta memberikan pengalaman secara nyata. Outing class umumnya dilaksanakan sehari dan tempat nan dituju biasanya berupa museum, candi, pusat konservasi, dan sebagainya.
Namun ada baiknya nih, setiap sekolah nan mau mengadakan study tour alias pun outing class ke pantai, kudu memerhatikan beberapa perihal di bawah ini!
1. Pertimbangkan Cuaca
Kalau cuaca sedang ekstrem, hindari tempat-tempat seperti pantai alias pun gunung
Sebelum melakukan study tour alias pun outing class ke pantai, Anda perlu mempertimbangkan kondisi cuaca. Hal ini sangat krusial untuk meminimalisasi akibat nan terjadi pada para siswa.
Nah, umumnya nih, saat musim penghujan antara November hingga Februari, ombak di pantai sedang besar-besarnya, jadi pilihlah musim panas alias peralihan dari musim hujan ke panas. Tak hanya itu, cek pula imbauan dari BMKG mengenai cuaca-cuaca di kota nan mau dikunjungi, terutama wilayah pantainya.
Apabila BKMG memberikan peringatan mengenai kondisi cuaca di suatu wilayah dan muncul larangan untuk tidak beraktivitas di pantai, sebaiknya batalkan rencana tersebut tanpa berpikir dua kali.
2. Riset Jenis Pantai nan Mau Dikunjungi
Hindari pantai berombak besar bagi anak-anak
Kalau pun Anda mau study tour alias outing class di waktu musim panas, melakukan riset terhadap jenis-jenis pantai wajib dilakukan. Sudah bukan rahasia umum lagi, kebanyakan pantai di Indonesia mempunyai ketinggian ombak nan cukup membahayakan serta kedalaman nan tak diketahui, bakal tetapi tetap ada pula beberapa pantai nan jauh lebih ramah wisatawan. Nah, tugas Anda nih mencari jenis pantai nan lebih kondusif bagi para siswa.
Hindari pantai nan mempunyai palung dalam alias zona rip current nan berkesempatan menyeret visitor ke tengah laut, sehingga membahayakan mereka.
3. Selalu Awasi Anak-Anak ke Mana pun Mereka Pergi
Awasi anak-anak saat masa study tour alias outing class
Dalam setiap rombongan bus, usahakan minimal ada 2 pembimbing dan 2 tour guide nan mendampingi, sehingga pengawasan jauh lebih optimal. Apalagi jika jumlah siswa dalam satu rombongan lebih dari 30 anak. Tidak hanya itu, datalah anak-anak secara jeli dan pastikan mereka tidak lenyap dari rombongan.
Apabila ada salah satu anak alias sekelompok siswa nan izin ke toilet, pergi ke sebuah tempat untuk membeli sesuatu, dan aktivitas lainnya selama masa study tour, pastikan salah satu tour guide alias pembimbing mengawasi dan mendampingi mereka. Terlebih jika anak-anak tersebut tetap di bawah umur namalain berada di bawah pengawasan ekstra ketat orang dewasa.
Pastikan untuk selalu menghitung jumlah rombongan alias personil kelas sebelum dan sesudah keluar area wisata. Lima belas menit mereka tak terlihat, panitia kudu mencarinya sampai ketemu. Oleh lantaran itu, krusial untuk menyimpan nomor HP anak-anak selama kunjungan lokasi wisata agar proses komunikasi lebih mudah. Begitu pula grup wali siswa dan pembimbing kudu selalu aktif, sehingga bisa saling berganti informasi.
4. Berikan Imbauan nan Tegas tentang Dont’s and Do’s saat di Pantai
Beri tahu apa nan boleh dan tidak boleh dilakukan saat di pantai
Sebelum memutuskan pergi ke pantai, pembimbing dan pemandu wisata kudu memberikan pengarahan berupa Dont’s (Apa nan tidak boleh dilakukan) dan Do’s (Apa nan boleh dilakukan). Hal ini untuk memperingatkan murid-murid agar selalu mematuhi info nan disampaikan oleh pihak panitia selaku penanggung jawab.
- Dont’s di pantai misalnya, tidak boleh berenang di pantai lepas, tidak boleh membuang sampah sembarangan, jangan mendekati area rip current (di waktu nan sama dijelaskan dengan penambahan visualisasi berupa video), dan tidak diperkenankan pergi ke toilet seorang diri
- Do’s di pantai contohnya, boleh main pasir, boleh selfie di dekat pantai tetapi tidak bermain di air, boleh jajan, kudu ikuti ucapan penduduk lokal jika berangkaian dengan ombak pantai
Bukan hanya itu saja, para panitia juga kudu menegaskan akibat nan bakal dihadapi oleh anak-anak andaikan mereka melanggar imbauan tersebut. Misalnya dilaporkan ke orang tua secara langsung, tidak dapat mengikuti kunjungan ke tempat destinasi berikutnya, dan lainnya.
Para siswa sekolah, baik SMP alias pun SMA condong penasaran dengan banyak perihal dan kerap mencobab sesuatu tanpa memikirkan akibat nan bakal mereka dapatkan. Oleh lantaran itu, tidak disarankan untuk melepas mereka begitu saja.
5. Buat Rencana Alternatif nan Berisiko Kecil
Cari tempat singgah pengganti nan risikonya lebih kecil
Selalu buat rencana pengganti nan berisiko mini dengan tujuan mengurangi kecelakaan maupun hambatan nan merugikan pihak sekolah. Apabila rupanya tujuan utama study tour alias outing class bukan di pantai, tetapi lantaran perkiraan tiba meleset, coba buat pengganti nan sifatnya lebih harmless.
Misalnya saja, Anda bisa mengusulkan jika sampai di kota tujuan terlalu pagi, tetapi destinasi utama belum buka, maka dapat singgah sejenak ke area masjid terbesar di kota tersebut, rest area, alias tempat lain nan sekiranya dapat menampung siswa dalam jumlah banyak tetapi juga memadai.
Hal nan lebih krusial lainnya adalah mencari tempat tujuan study tour alias outing class nan sesuai dengan usia peserta didik. Salah satu contoh kasus, anak SMP dianggap tetap di bawah umur dan dari sisi mental maupun emosional, mereka suka mencoba perihal baru nan menantang, sehingga bakal lebih baik membawanya ke tempat-tempat nan mudah memantau, mengawasi, dan mengatur mereka. Seperti perpustakaan, candi, museum, dan sebagainya.
Masih ada banyak destinasi wisata nan edukatif untuk anak-anak sekolah dan dapat Anda jadikan tujuan utama study tour alias outing class saat musim penghujan nan ekstrem ini. Alih-alih memilih pantai, selama belum bisa menjaga mereka sepenuhnya, usahakan untuk memilih tempat nan jauh lebih minim risiko, ya





English (US) ·
Indonesian (ID) ·