Khutbah Jumat: Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita?

Sedang Trending 8 bulan yang lalu
 Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita? Bulan SyawalKhutbah Jumat: Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita?

Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita? Khutbah Jumat pertama bulan syawal pasca Ramadhan ini datang untuk mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga semangat ibadah setelah Ramadhan berlalu, terutama di bulan Syawal, bulan nan menjadi tanda berakhirnya bulan suci. Pasca Ramadhan, kita diuji untuk tetap istiqomah dalam kebaikan dan terus meningkatkan ketakwaan.

Ramadhan adalah madrasah, tempat kita ditempa dengan disiplin spiritual, ketakwaan, dan kepedulian sosial. Kini, setelah Ramadhan pergi, apakah kita bakal terus menjaga kebiasaan baik nan telah dibangun? Sebab, menjadi hamba Allah sejati berfaedah tetap beragama sepanjang waktu, bukan hanya dalam satu bulan tertentu.

Baca Juga : Khutbah Idul Fitri 2025: Meningkatkan Spiritualitas Pasca Ramadhan

Khutbah Jumat: Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita?

Oleh: Kifayatul Ahyar, Anggota LTN NU Banyumas

Khutbah 1

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَللهمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا محمدٍ وعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ  فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.

Hari ini, di Jumat pertama bulan Syawal tahun 1446 H, kita tetap berada dalam suasana pasca Ramadhan nan indah. Lima hari telah berlalu sejak kemandang takbir idul fitri memenuhi langit, sejak hati kita bergetar oleh rasa syukur dan kebahagiaan. Ada nan merayakan dengan kemenangan, ada pula nan tetap terjebak dalam kenangan. Tapi satu perihal nan pasti, Ramadhan telah pergi. Bagaimana dengan kita, apakah kita juga bakal pergi meninggalkan kebiasaan baik nan telah kita bangun?

Ramadhan bukan sekadar bulan nan datang dan pergi seperti angin lalu. Ia adalah madrasah, sekolah tempat kita belajar. Di sana kita diajari menahan rasa lapar agar tahu makna dari syukur. Kita diajari menahan haus agar mengerti makna dari ketabahan. Kita juga diajari sholat malam agar mengerti bahwa hubungan dengan Allah bukan hanya ritual, melainkan kebutuhan jiwa. Lalu, setelah sebulan penuh kita dididik di bulan Ramadhan, apakah kita bakal kembali ke kebiasaan lama, seolah tak pernah belajar apa-apa?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai percaya (ajal) datang kepadamu.” (Q.S. Al-Hijr: 99)

Jelas sudah, ibadah bukan hanya urusan Ramadhan. Al-Qur’an, nan kita baca dengan intens selama bulan suci itu, semestinya tetap kita baca, renungkan, dan amalkan setiap saat. Kita tidak bisa menjadi “hamba Ramadhan” nan hanya alim sebulan dalam setahun, lampau kembali lupa setelahnya.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.

Imam Qatadah, seorang ustadz besar mahir hadis, selalu mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun saat Ramadhan tiba, dia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Dan di sepuluh malam terakhir Ramadhan? Ia membacanya setiap malam. Kita mungkin tak bisa seperti beliau, tapi kita bisa memetik satu hal, bahwa hubungan dengan Al-Qur’an bukan sekadar seremonial musiman, melainkan kebutuhan harian.

Maka, di luar bulan Ramadhan, mari kita tetap hidup berbareng Al-Qur’an. Bacalah ia, renungkan maknanya, dan amalkan ajarannya. Sebab Al-Quran bukan sekadar referensi untuk mengisi waktu luang, tetapi sinar bagi perjalanan hidup kita.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan nan paling dicintai oleh Allah adalah nan dilakukan secara terus-menerus, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bulan suci memang telah berlalu, tetapi semangatnya kudu tetap tinggal di dalam diri kita. Jika Ramadhan adalah bulan kedermawanan, maka janganlah kita berakhir berbagi hanya lantaran Syawal telah tiba. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang nan paling murah hati di bulan Ramadhan, tapi beliau juga tetaplah murah hati di luar bulan itu.

Janganlah menunda untuk melakukan baik. Jangan menunggu bulan suci berikutnya untuk memulai kebaikan. Sebab hidup ini singkat, dan kematian bisa datang kapan saja. Betapa banyak orang nan berambisi diberi kesempatan kedua untuk melakukan baik, tetapi ajal terlebih dulu sudah menjemput mereka.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah.

Jangan biarkan penyesalan itu datang pada kita. Jadilah hamba Allah sepanjang waktu, bukan hanya hamba Ramadhan. Sebab kebahagiaan sejati bukan hanya saat berbuka puasa setelah seharian menahan lapar, tetapi ketika kelak kita berjumpa dengan Allah dalam keadaan Dia ridho kepada kita.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk istiqomah, dalam ketaatan kepada-Nya, dimanapun dan sampai kapan pun. Aamiin.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.

Khutbah 2

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَللهمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا محمدٍ وعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُونَ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُونَ.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

اللَّهُمَّ ٱغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِينَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ.

اللَّهُمَّ ٱجْعَلْ هٰذَا البَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِينَ.

عِبَادَ اللَّهِ،

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَٱذْكُرُوا اللَّهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَٱشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

Download Khutbah Jumat Bulan Syawal Pasca Ramadhan Klik di Sini.

DOWNLOAD

Selengkapnya
Sumber Khutbah
Khutbah