Khutbah Jumat: Renungan di Bulan Dzulqa’dahHari ini, di bulan Dzulqa’dah nan penuh keberkahan ini, mari kita bersama-sama menyadari bahwa setiap detik waktu nan kita miliki adalah amanah nan kudu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Khutbah Jumat kali ini membujuk kita untuk merenungkan makna mendalam di kembali dua momen spesial nan bertepatan pada hari ini: hari Jumat, hari nan penuh keutamaan, dan bulan Dzulqa’dah, salah satu bulan haram nan diberkahi. Semoga dengan merenung dan memperbaiki diri, kita dapat mengisi waktu nan kita miliki dengan kebaikan shalih nan lebih berarti, baik di bulan nan suci ini maupun sepanjang kehidupan kita.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Menemukan Kebaikan di Setiap Takdir Allah
Khutbah Jumat: Renungan di Bulan Dzulqa’dah
Khutbah 1
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الزَّمَانَ، وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ، وَجَعَلَ الْجُمُعَةَ سَيِّدَ الْأَيَّامِ، وَجَعَلَ ذِي الْقَعْدَةِ مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، صَلَاةً دَائِمَةً مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ مَنْ اتَّقَى رَبَّهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Segala puji kita persembahkan hanya kepada Allah, Tuhan nan tak pernah lengah dalam memperhatikan hamba-hamba-Nya, nan senantiasa memberi waktu bagi kita untuk berpikir, bertobat, dan mengingat, bahwa hidup bukan sekadar datang dan pergi. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi kita tercinta, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sosok nan dalam senyap dan sabarnya, membawa sinar di tengah kelam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Hari ini kita berada pada persimpangan dua waktu nan tak sembarangan, hari Jumat nan agung dan bulan Dzulqa’dah nan mulia. Keduanya bukan semata nama dalam kalender; keduanya adalah ruang nan disucikan waktu. Dan kita berada di dalamnya, maka semestinya kita tidak merasa sama saja.
Sudah acapkali telinga kita menangkap keistimewaan hari Jumat. Sudah lama kita tahu bahwa di hari ini, Adam diciptakan, dimuliakan, dan juga diuji. Hari ketika surga menjadi singgahannya, dan bumi menjadi ladang perjalanannya. Nabi berfirman dalam hadits riwayat Imam Muslim:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari di mana mentari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya. Dan tidak bakal terjadi hariakhir selain pada hari Jumat.”
Betapa luar biasa hari ini, namun tetap saja banyak di antara kita melewatinya tanpa gentar dan tanpa harap. Padahal hari Jumat bukan sekadar rutinitas pekanan, dia adalah undangan langit bagi jiwa nan mulai capek dan gersang.
Namun, satu sisi lainnya nan sering kita abaikan, bulan Dzulqa’dah. Bulan nan senyap, tapi punya wibawa. Ia datang tanpa sorak-sorai seperti Ramadhan, tak pula membawa gegap gempita seperti bulan Dzulhijjah. Tapi justru lantaran sepinya, dia membujuk kita untuk tak bersuara sejenak… merenung… menunduk… mengukur dalam-dangkalnya hati kita.
Jama’ah Jumat nan dirahmati Allah…
Bulan Dzulqa’dah adalah bagian dari empat bulan haram, bulan suci, nan tak boleh sembarangan kita isi. Allah menyebutnya dalam surah At-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram. Itulah kepercayaan nan lurus, maka janganlah Anda menzalimi dirimu dalam bulan-bulan itu.”
Kita seringkali merasa bahwa waktu hanyalah deretan nomor dan hari, tapi dalam pandangan Allah, ada waktu nan diberi makna lebih tinggi. Waktu nan andaikan kita isi dengan dosa, dia bakal tumbuh menjadi lebih berat dari biasanya. Dan jika kita isi dengan kebaikan, maka pahalanya menjadi lebih agung daripada biasa.
Mengapa kita sering luput? Mungkin lantaran kita hidup terlalu cepat. Kita beranjak dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya tanpa sempat berakhir sejenak dan bertanya: “Sudahkah saya hidup dalam kesadaran bahwa waktu ini suci? Bahwa bulan ini bukan bulan biasa?”
Para ustadz terdahulu, seperti Al-Qadhi Abu Ya’la, menyebut dua makna dari “bulan haram”: pertama, diharamkan pembunuhan dan pertumpahan darah. Bahkan di masa Jahiliyah, para penyembah berhala sekalipun menghormatinya. Dan nan kedua, larangan bermaksiat di bulan ini lebih berat dosanya, lantaran keagungan waktu nan menaunginya.
Ma’asyiral muslimin…
Nabi kita tidak lupa menyebut bulan Dzulqa’dah dalam haditsnya nan diriwayatkan Bukhari-Muslim:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ، وَذُو الْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun itu terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berturut-turut: ialah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Dan satu lagi: Rajab.”
Ibnu Abbas, sahabat nan dikenal keluasan ilmunya, menegaskan: “Di bulan-bulan haram ini, dosa dilipatgandakan, dan kebaikan pun dilipatgandakan pula.”
Betapa besar kemurahan Allah. Tapi sungguh sering kita menutup mata darinya. Kita merasa bahwa waktu hanya berjalan, padahal di setiap detik-Nya ada rahmat nan tak ternilai. Kita merasa dosa mini itu sepele, padahal di bulan ini, dia bisa tumbuh menjadi kehancuran nan tak terduga.
Maka marilah, di tengah keheningan bulan Dzulqa’dah ini, kita bertanya kepada diri sendiri: Apa nan sudah kita tanam dalam waktu nan suci ini? Apakah kejujuran? Atau hanya rutinitas tanpa rasa?
Mari kita gunakan hari Jumat ini dan bulan Dzulqa’dah ini untuk kembali menyusun ulang arah. Karena waktu tak pernah menunggu, dan kita, barangkali, sudah terlalu jauh dari titik pulang.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذًنْبٍ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah 2
اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا، أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، إِنِّي أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْمُقَصِّرَةَ أَوَّلًا بِتَقْوَى اللَّهِ، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَرَاقِبُوهُ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ الزَّمَانَ كَمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ، فَإِنَّ الْعَاقِلَ مَنْ يَغْتَنِمُ أَوْقَاتَهُ، وَيُعَظِّمُ مَا عَظَّمَهُ اللَّهُ، فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَفِي شَهْرِ ذِي الْقَعْدَةِ، الشَّهْرِ الْحَرَامِ الَّذِي جَعَلَهُ اللَّهُ مَوْسِمًا لِلتَّفَكُّرِ وَالتَّوْبَةِ وَالرُّجُوعِ إِلَيْهِ.
أَكْثِرُوا فِيهِ مِنَ الطَّاعَاتِ، وَتَجَنَّبُوا الْمَعَاصِيَ وَالزَّلَّاتِ، فَإِنَّهَا أَعْظَمُ وِزْرًا فِي الْأَزْمِنَةِ الْمُشَرَّفَةِ. وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ، وَارْجِعُوا إِلَيْهِ، لَعَلَّهُ يَغْفِرُ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَيُبَدِّلَ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ.
ثُمَّ صَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، كَمَا أَمَرَكُمْ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ، فَقَالَ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هَذَا الْوَقْتِ الْمُبَارَكِ، فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَفِي شَهْرِ ذِي الْقَعْدَةِ، مِنَ الْمَقْبُولِينَ، وَمِنَ الْمُغْفُورِ لَهُمْ، وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
DOWNLOAD
(Kifayatul Ahyar)
Warga NU Pinggiran
7 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·